Minggu, 08 Maret 2020

MOLA HIDATIDOSA



*   Pengertian
Mola hidatidosa adalah suatu penyakit trofoblas yang berasal dari trofoblas yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi dan mengalami degenerasi ganas dan menimbulkan berbagai metastase keganasan.
Pengertian mola menurut Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 337, adalah
kehamilan yang tidak berkembang menjadi janin yang sempurna melainkan berkembang menjadi keadaan patologik yang terjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan, berupa degenerasi hidropik dari jonjot khorion sehingga menyerupai gelembung.

*   Klasifikasi
1.      Mola hidatidosa komplit
Merupakan kehamilan abnormal tanpa embrio yang seluruh vili korealisnya mengalami degenerasi hidropik yang menyerupai anggur, sering menjadi keganasan.
                                   
2.      Mola hidatidosa parsial
Merupakan kehamilan abnormal tetapi di sini masih ditemukan embrio yang biasanya mati pada masa dini, jarang menjadi keganasan (0,05%).       


*   Faktor resiko
1.      Usia
Perkawinan usia muda < 15 tahun, atau > 45 tahun.
2.      Etnik
Lebih banyak ditemukan pada mongoloid daripada kaukasus (Asia, termasuk Indonesia).
3.      Genetic
Wanita dengan balanced translocation mempunyai resiko lebih tinggi.
4.      Nutrisi
Kekurangan protein, kalori, defisiensi vitamin A. Dapat diperkirakan terjadi pada daerah miskin.

*   Patofisiologis
Menurut Park, ada 2 teori terjadinya penyakit trofoblas, yaitu teori missed abortion dan teori neoplasma.
Teori missed abortion :
            mudigah mati pada UK 3-5 mg (missed abortion) → terjadi gangguan peredarah darah → penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari villi → terbentuk gelembung-gelembung.
Teori neoplasma :
            yang abnormal adalah sel-sel trofoblas & juga fungsinya, dimana terjadi resorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi timbul → gelembung → gangguan peredaran darah → kematian mudigah.

  Mola sempurna, tidak memiliki jaringan fetus.
  Vili korionik berubah menjadi suatu massa vesikel-vesikel jernih.
  Proliferasi sel trofoblas jelas terlihat, tanpa adanya sirkulasi janin.
  Kariotipe : 46 XX berasal sepenuhnya dari paternal.
  Fertilisasi oleh sperma Haploid 23 XX yang mengalami duplikasi tanpa pembelahan sel.
  Sering mengalami perubahan keganasan
  Pada mola parsial, jaringan fetus biasanya didapatkan.
  Eritrosit & pembuluh darah fetus pada villi merupakan penemuan yang seringkali ada.
  Komplemen kromosomnya yaitu 69, XXX atau 69, XXY.
  Akibat pembuahan dua sperma.
  Tetraploidi juga biasa didapatkan.
  Seperti pada mola sempurna, ditemukan jaringan trofoblastik hyperplasia dan pembengkakan villi chorionic.

*   Gambaran klinis
Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.      Keluhan utama
Amenore, hyperemesis dan perdarahan pervaginam.
2.      Perubahan yang menyertai
Uterus lebih besar dari tuanya kehamilan, kadar hCG jauh lebih tinggi dari kehamilan biasa, adanya kista lutein, hCG menyerupai efek TSH yang menyebabkan stimulasi kelenjar thyroid.
3.      Adanya penyulit
Pre eklampsi, tirotoksikosis dan emboli paru.

                           Gambaran histologis metastase pada paru

                                   

X-ray


*   Diagnosis
1.      Amenore
2.      Perdarahan pervaginam (disertai gelembung mola)
3.      Uterus lebih besar dari tuanya kehamilan
4.      Tidak ditemukan tanda pasti kehamilan
5.      Kadar β-hCG yang tinggi (mencapai puncak pada UK 14 minggu)
Penentuan diagnostic dilakukan dengan USG, yaitu ditemukan gambaran vesicular (gambaran badai salju).

                                                Gambaran mikroskopik
                                               

USG


      
*   Diagnosa Banding
♥ Mioma
♥ Abortus
♥ Hidramnion
♥ Gemeli

*   Prognosis
Resiko kematian / kesakitan pada penderita mola hidatidosa meningkat karena perdarahan, perforasi uterus, pre eklampsia berat, tirotoksikosis atau infeksi.

*   Penatalaksanaan
Penanganan segera
1.      Perbaikan keadaan umum
Transfusi darah untuk mengatasi syok hipovelemik atau anemi, pengobatan terhadap penyulit. Setelah penderita stabil baru dilakukan evakuasi.
2.      Evakuasi
Pada umumnya evakuasi jaringan mola dilakukan dengan kuret vakum (suction curettage), kemudian sisanya dibersihkan dengan kuret tajam.
3.      Tindakan profilaksis
Untuk mencegah terjadinya keganasan pasca mola pada mereka yang mempunyai faktor resiko, seperti umur diatas 45 tahun atau gambaran PA yang mencurigakan.
Ada 2 cara,  yaitu:
-          Histerektomi dengan jaringan mola in toto, atau beberapa hari pasca kuret. Ini dilakukan pada wanita dengan umur diatas 35 tahun serta anak cukup.
-          Sitostatika profilaksis. Diberikan kepada mereka yang menolak histerektomi atau wanita muda dengan PA mencurigakan.

Pananganan lanjutan
1.   Cegah kehamilan sekurang-kurangnya 1 tahun.
2.   Ukur kadar hCG tiap 2  minggu.
3.   Setelah kadar normal, ukur tiap bulan selama 6 bulan, lalu tiap 2 bulan sehingga total 1 tahun.
4.   Thorax photo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SYOK OBSTETRI

      Definisi Syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vaskular bed , sehingga menyebab...