Minggu, 08 Maret 2020

ATONIA UTERI

KLASIFIKASI

1.      Perdarahan Post Partum Primer
Adalah kehilangan darah > 500 ml selama kala III dalam 24 jam persalinan.
2.      Perdarahan Post Partum Sekunder
Adalah perdarahan (dengan lochea yang > dari normal) yang terjadi dari 24 jam pertama setelah persalinan sampai berakhirnya masa nifas, dikenal dengan perdarahan masa nifas.

Penyebab Perdarahan:
1.      Perdarahan primer ( dini )
*      Atonia Uteri
*      Retentio Plasenta
*      Plasenta Rest
*      Trauma Persalinan (Hematom)
*      Gangguan Pembekuan Darah
2.      Perdarahan sekunder ( lambat )
*      Plasenta rest dan tertinggalnya selaput ketuban.
*      Trauma persalinan, bekas sc, pembuluh darah terbuka.
*      Infeksi yang menimbulkan sub involusi bekas implantasi plasenta.




ATONIA UTERI
Definisi
Otot uterus tidak mengalami retraksi dan kontraksi yang kuat sehingga pembuluh darah terbuka.

Patofisiologi
Pada atonia uteri, uterus tidak berkontraksi dengan baik dan miometrium tidak dapat menjepit anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara serabut miometrium dengan baik. Karena otot uterus (miometrium) tidak dapat berkontraksi maka akan mempengaruhi penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi, sehingga darah akan terus keluar melalui jalan lahir atau bahkan apabila fundus kurang terpantau setelah melahirkan darah mungkin tidak keluar dari vagina tetapi tertimbun di dalam uterus.

Faktor Predisposisi
Dugaan Sebelum Hamil
Kemungkinan HPP Setelah Hamil
§ Riwayat perdarahan post partum berulang.
§ Grandemultipara.
§ Terdapat mioma uteri.
§ Penyakit darah:
-          Idiopatik trombositopeni purpura.
-          Gangguan pembekuan darah.
-          Leukemia.
§ Ibu hamil dengan anemia.
§ Grandemultipara.
§ Regangan uterus yang berlebihan:
-          Hidramnion.
-          Hamil ganda / makrosomia.
§ Perdarahan pada kehamilan tua:
-          Plansenta previa.
-          Solusio plasenta.
§ Gangguan jalan persalinan:
-          Prolong labor.
-          Neglected labor.
§ Persalinan operatif:
-          Akibat anestesia.
-          Persalinan per vaginam dengan tindakan transabdomnal.
§ Kesalahan tata laksana kala III.
§ Gangguan pembekuan darah akut:
-          Emboli air ketuban.
-          Emboli lainnya.
§ Infeksi:
-          Korionamnionitis.
Diagnosis atonia uteri
Gejala dan tanda yang selalu ada :
a.       Uterus tidak berkontraksi dan lembek
b.      Fundus uteri naik (jika pengaliran darah keluar terhalang oleh bekuan darah / selaput janin).
c.       Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan primer atau P3).
Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada : syok.

Penatalaksanaan Atonia Uteri
 







Kompresi Bimanual adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghentikan perdarahan secara mekanik. Proses mekanika yang digunakan adalah aplikasi tekanan pada korpus uteri sebagai upaya pengganti kontraksi miometrium (yang untuk sementara waktu tidak dapat berkontraksi).
Kontraksi miometrium dibutuhkan untuk menjepit anyaman cabang- cabang pembuluh darah besar yang berjalan diantaranya.
Prosedur ini dilakukan dari luar (kompresi bimanual eksterna ) atau dalam (kompresi bimanual interna), tergantung tahapan upaya mana yang memberikan hasil atau dapat mengatasi perdarahan yang terjadi.

TEKNIK KOMPRESI BIMANUAL INTERNA
1.   Atur posisi ibu yaitu posisi Dorsal Recumbant.

2.   Masukkan tangan kanan dengan cara menyatukan kelima ujung jari (secara obstetrik) menghadap ke atas ke dalam vagina ibu dengan hati-hati.

3.   Ubahlah tangan obstetrik menjadi kepalan tangan dan letakkan dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking pada forniks anterior kemudian dorong segmen bawah uterus ke arah kranio anterior.

4.   Letakkan telapak tangan kiri/tangan yang berada di luar berada di atas perut ibu.

5. Dekatkan telapak tangan kiri dan punggung tangan kanan, lakukan kompresi. Jika ada kontraksi ditunggu hingga dua (2) menit untuk memastikaan kontraksi baik.

6.   Ubahlah kepalan tangan menjadi tangan obstetrik, dan keluarkan tangan kanan dari jalan lahir dengan hati-hati.


TEKNIK KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL
1.   Atur posisi ibu yaitu posisi Dorsal Recumbant.

2.   Penolong berdiri menghadap ke sisi kanan ibu.

3.   Letakkan satu tangan pada abdomen di depan uterus, tepat di atas sympisis pubis.

4.   Letakkan  tangan yang lain pada dinding abdomen (dibelakang korpus uteri), usahakan memegang bagian belakang uterus seluas mungkin.
                                   
  1. Lakukan gerakan saling merapatkan kedua tangan untuk melakukan kompresi pembuluh darah dinding uterus, dengan cara menekan uterus di antara kedua tangan tersebut.

  1. Perhatikan perdarahan pervaginam, bila perdarahan berhenti pertahankan posisi tersebut hingga uterus dapat berkontraksi dengan baik .

TEKNIK KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
  1. Raba artikulasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan pada lipatan paha, yaitu pada perpotongan garis lipat paha dengan garis horizontal yang melewati titik 1 cm di atas dan sejajar dengan tepi atas simpisis ossium pubis. Pastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan baik. 
  1. Setelah pulsasi dikenali, jangan pindahkan kedua ujung jari dari titik pulsasi tersebut.
  1. Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking pada umbilikus  ke arah kulumna vertebralis dengan arah tegak lurus (titik kompresi adalah tepat di atas pusar dan sedikit ke arah kiri). Pertahankan selama 5-7 menit.
  1. Dorongan kepalan tangan akan mengenai bagian yang keras di bagian tengah atau sumbu badan ibu, dan apabila tekanan kepalan tangan kiri mencapai aorta abdominalis maka pulsasi arteri femoralis (yang dipantau dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan) akan berkurang atau terhenti (tergantung derajat tekanan pada aorta).
  1. Lepaskan tekanan pada dinding perut.
6.   Perhatikan perubahan perdarahan   pervaginam  (kaitkan dengan perubahan pulsasi arteri femoralis).




DAFTAR PUSTAKA           :
Betty R, Sweet. Mayes Midwiferry A text Book For Midwifes. Tokyo : Bailere Tindall. 1997
Maternal Neonatal Health, JNPK–KR. Buku Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. 2018
Saifudin AB, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.  Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo. 2000
Saifudin AB, dkk. Buku Acuan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo. 2000
Manuaba I. G. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan  Bidan. Jakarta: EGC. 1998
Hasil seminar: Kemajuan-kemajuan di bidang Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SYOK OBSTETRI

      Definisi Syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah yang beredar dan ketersediaan sistem vaskular bed , sehingga menyebab...